Yamaha Yakin Espargaro Pilihan Tepat Pengganti Rossi
Tahun lalu hanya dua
pembalap yang menonjol dan saling tarik-tarikan di Moto2 bersama Marc
Marquez. Kemudian Marquez jadi juara dunia dan Pol Espargaro menguntit
ketat. Itu yang bikin Yamaha kepincut pada Pol sementara MM sudah sejak
lama dielus Repsol Honda untuk kaderisasinya.
Musim 2013 sebenarnya Pol favorit kuat
jadi juara dunia mengingat musuh bebuyutannya sudah naik ke MotoGP.
Tapi, di paruh musim justru ia disalip Scott Redding yang memimpin 192
poin dan Pol masih 154 poin di klasemen sementara. Sepertinya akan
sulit dikejar hingga akhir musim walau si Pol akan pol-polan.
Walau begitu Yamaha merasa telah tepat
mengikat Pol sejak awal. Setidaknya begitulah penuturan Manajer Tim Lin
Jarvis. Ia menilai remaja Spanyol itu kelak akan bisa selevel dengan
Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa dan Marc Marquez. Lho, kok Valentino Rossi
ndak disebut-sebut Pakde? Apa karena kontraknya hanya sampai 2014 dan
belum pasti berlanjut lantas digantikan Pol sebagai rencana jangka
panjang? Kalau benar, Pol jelas pengganti Rossi.
“Ia punya potensi di masa depan. Saya
yakin ia akan berada di zona atas. Seberapa hebat nantinya hanya bisa
kita lihat saat ia pindah ke MotoGP. Sedikitpun saya tak meragukan
kapasitasnya untuk berkompetisi dengan para pembalap top. Contohnya
Bradley (Smith, pembalap Monster Yamaha Tech3), musim lalu kesulitan di
Moto2 tapi kini tampil prospektif di MotoGP,” kata Jarvis.
Betul Brader, tahun lalu memang Pol
inilah yang jadi musuh bebuyutan Marquez di Moto2. Atas dasar itu pula
Yamaha menariknya dan disuruh magang dulu di Tech3 dengan menggantikan
Cal Crutchlow yang pindah ke Ducati. Pol digadang-gadang jadi pembalap
masa depan Yamaha. Sayangnya sudah tertinggal pengalaman setahun
dibandingkan Marquez yang justru luarbiasa di tahun pertamanya.
Apakah nanti Pol bisa bersaing lagi
lawan MM, ya lihat nanti seperti sudah dikatakan Mas Jarvis. Semoga saja
begitu agar rivalitas dua kubu penguasa MotoGP itu tetap panas dan
sengit, dan penonton tinggal menikmatinya. Bukan begitu, Bosist?
No comments:
Post a Comment