Engine Brake amat membantu pengereman. Jika tekniknya benar, daya rem meningkat. Jarak pengereman berkurang 10% hingga 20%.
Jika dipake setiap mengerem malah lebih bagus. Sebab, mengerem pake mesin menguntungkan.
Pertama, perpindahan gigi lebih gampang, logikanya dengan melakukan engine brake berarti sobat menurunkan gigi sambil ngerem. Otomatis saat motor berhenti, persneling sudah siap dari gigi 1. Coba deh hentikan motor yang melaju dengan gigi 5 tanpa nurunin gigi. Dijamin setelah berhenti, sulit mindahin dari gigi 5 ke gigi 1. Sebab, sistem konstruksi gigi persneling motor ala constant-mesh. Gerigi bertaut langsung satu sama lain. Akibatnya, gigi sulit berkait dengan tepat.
Keuntungan lainnya, jika dilakukan dengan baik dan benar, bisa mengirit kampas rem. Iya dong. Kan dengan makin pendeknya jarak pengereman, lama kampas rem bergesek dengan cakram pun kian pendek.
Engine Brake yang benar
Praktik engine brake sih eces. Tapi tak bisa dilakukan sembarangan. Salah-salah mesin sampeyan yang rontok!
Pertama, tutup gas habis. Alhasil, suplai bahan bakar ke ruang bakar berkurang. Otomatis putaran mesin kembali ke stasioner. Jadilah pelan.
Kedua, lebih ampuh. Turunkan gigi persneling. Misal sobat lagi ngebut dengan gigi 5. Nah, sambil ngerem dan tutup gas. Turun gigi bertahap. Dari gigi 5 ke 4, lalu ke 3, lanjut ke 2 dan seterusnya.
Dengan menurunkan gigi persneling, mesin akan berteriak. Putaran mesinnya naik. Itu wajar. Sebab makin rendah persneling, perpindahan giginya kian enteng. Tapi, reduksi tenaga gigi transmisi enteng memaksa roda berputar pelan.
salam Bikers, untuk solidarity forever
No comments:
Post a Comment